Social Icons

Pages

Kamis, 02 Januari 2014

Pesona Puncak 29, Gunung Rahtawu, Kudus

Selamat sore teman2...kali ini aku mau ngeshare pengalamanku naik ke puncak 29 di Gunung Rahtawu,Kudus. Aku pribadi juga kurang tahu kenapa puncak gunung rahtawu disebut puncak 29, yang jelas sejak aku lahir orang2 setempat sudah menyebutnya demikian.

Oke, langsung aja mulai cerita ya..Yaps, Hari itu sebenarnya belum mempunyai rencana untuk naik gunung, karena masih menunggu kepastian mau ikut acara di kampus atau tidak. Tetapi, pada jam setengah 6 pagi,aku dapat sms kalo acara di kampus diundur, jadi aku mulai berpikir mau ngapain hari itu. Akhirnya, aku dapat wangsit untuk naik gunung aja. Setelah menimbang, memeriksa dan berpikir akhirnya aku putuskan hari itu untuk naik ke Puncak 29,Rahtawu di Kudus sekalian pulang kampung,pikirku. Setelah itu, aku mencoba menghubungi beberapa temenku untuk aku ajak naik gunung baik teman di Kudus maupun di Semarang. Aku hubungi temenku satu persatu akhirnya ada yang mau juga, 1 temanku kuliah dan 2 temanku sewaktu SMA di kudus.

Setelah kita janjian lewat FB dan sms, aku langsung capcus pergi balik kampung ke kota kudus tercinta. Alhamdulillah, cuaca hari itu lumayan cerah jadi sangat pas kalo naik gunung. Aku boncengan sama temenku kuliah dan janjian kumpul di rumahku dengan temenku SMA. Singkat cerita, aku sampai di rumah dan bertemu temenku SMA. Oke, setelah istirahat sebentar di rumah dan bawa perbekalan makanan sekedarnya dari rumah, kami berangkat menuju desa rahtawu di lereng gunung rahtawu sana. Jarak antara desa rahtawu dan rumahku yang terletak di kecamatan Jekulo relatif dekat, kira2 Cuma 30 menitan dari rumahku. Akhirnya, kami sampai di desa rahtawu. Kami titipkan motor ke salahsatu rumah warga disana.

Kita mulai mendaki pukul 10 pagi, pertama kita lewati jalan kampung trus melalui jalan petani. Awalnya sih treknya tdk terlalu sulit, tapi setelah 15menit berjalan trek menanjak mulai menyapa kami. Sudut trek menanjak ini lumayan tinggi jika dibandingkan trek gunung ungaran apalagi trek menanjak ini panjang sekali. Akhirnya pukul 11.00 wib kita sampai di Bunton, tempat para pendaki beristirahat. Disana terdapat warung, mushola sekedarnya dan mata air yang airnya sangat melimpah. Kami istirahat disana sejenak untuk menikmati pemandangan di Bunton.

Oke, setelah puas istirahat kita melanjutkan perjalanannya. Kali ini treknya lebih menantang daripada di awal perjalanan. Kami lewati beberapa pertapaan disana lewat pekuburan, entah siapa yang dikubur disana soalnya kuburan tersebut berada di lereng gunung yang jauh dari perkampungan. Di Gunung Rahtawu ini juga terkenal akan pertapaannya, belasan bahkan puluhan pertapaan ada disana. Ada pertapaan eyang yudhistira, eyang Gajah mada dan yang paling terkenal dan ramai dikunjungi adalah pertapaan eyang Abiyoso. Tapi, nggak ada pertapaan eyang suburnya lho...hehe.




Puncak sudah kelihatan, ternyata di puncak 29 ada tiang benderanya. Kata juru kuncinya sih di puncak sering juga dilakukan upacara pengibaran disana apalagi kalo pas tgl 17 agustusan..wuih, rame banget katanya. Pukul 12.30 wib aku sampai di puncak. Total perjalanan dari parkiran ke puncak sekitar 2,5 jam,padahal biasanya para pendaki Cuma menghabiskan waktu 2 jam. Mungkin kelamaan istirahat pas di Bunton yak..

Ada yang unik di Puncak 29, Rahtawu. Anda boleh Percaya atau tidak, ada warung di Pucuk Gunung Rahtawu. Iya..bener. ada warung di puncak. Gimana cara bawa dagangannya? Setelah aku tanya2 kata bapaknya sih ya emang dibawa dari bawah. Jalan kaki tentunya. Tapi kalo soal air,bapaknya mengandalkan dari air tadah hujan yang ditampung di beberapa drum. Warungnya menjual mie, kerupuk, biskuit, fanta, sprite, mizone dll pokoknya lengkap deh kaya warung2 di terminal.

Setelah puas kami foto2, Akhirnya kami memutuskan tuk turun dan pulang ke rumah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar