Social Icons

Pages

Senin, 30 Desember 2013

Ekspedisi Ungaran Part 2





Setelah liburan semester kemarin aku dan 3 temanku berekspedisi di Gunung Ungaran, kali ini aku mengajak teman-teman sekelasku untuk kembali berkunjung ke gunung tertinggi di Semarang tersebut, hehe.

Untuk perjalanan kedua ini, aku membawa massa yang lumayan banyak. Hampir seluruh teman sekelasku bersedia ikut untuk muncak. Lebih tepatnya ada 14 personil ditambah 4 lagi dari luar POLINES. Yups..kita memang kesana rame-rame biar tambah seru.

Kami berangkat ada dua kloter, kloter siang dan kloter malam. Aku ikut yang kloter siang, sekaligus aku diminta untuk jadi “guide” perjalanan. Padahal, aku baru dua kali ini naik ke gunung ungaran. Tapi tak apalah, memang dalam rombongan kloter siang, mungkin aku yang paling berpengalaman naik gunung (padahal aku baru satu kali lho..).

Oke, walau kebanyakan dari kami pendaki pemula, tapi kami siap fighting dengan trek menanjak yang yang sudah menunggu di depan mata. Setelah sholat jumat, kami packing2 barang dan perlengkapan yang dibutuhkan dan pukul 13.30 wib kami kumpul di salah satu kos temen di daerah perumahan Graha Sapta, Tembalang Selatan. Setelah melewati tahap checking perbekalan, peralatan dan barang2 yg dibutuhkan, pukul 14.00 wib kami capcus menuju Mawar (Pos Pendakian pertama Gunung Ungaran).

Perjalanan kali ini relatif lancar dan aman. Alhamdulillah, sekitar jam 4 sore kami sampai di mawar. Kami istirahat sejenak dan sholat asar disitu. Setelah itu, kami siap mulai mendaki. Tak seperti perjalananku yang pertama, kali ini aku tak merasa capek dan lelah sama sekali. Namun, banyak dari teman2ku yang malah minta istirahat walaupun baru berjalan 15 menit. Sebagai pemandu yang baik (hehe..narsis dikit) aku setia menunggu mereka untuk istirahat. Berkali-kali mereka minta istirahat, aku pun menginstruksikan rombongan untuk istirahat. Tapi, sebagai pemandu yg baik aku juga harus mempertimbangkan durasi waktu perjalanan agar minimal kami sampai Prumasan sebelum langit menjadi gelap karena kalau sudah malam, aku takut lupa jalur pendakiannya.

“Semangat...ayo semangat, itu lho puncak sudah keliatan”, teriakku. Walau ini baru setengah perjalanan, tapi mungkin motivasi2 kecil ini dapat membantu mereka untuk tetap bergerak dan berjalan. Akhirnya, kami tiba di Prumasan pas pada waktu maghrib. Prumasan adalah sebuah dusun di lereng gunung ungaran yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani teh dan kopi. Seperti halnya perjalanan pertamaku, kami beristirahat di rumah Pak Min. Kami juga makan malam disana.

Selain di rumah Pak Min, rombongan kami juga ada yang mendirikan tenda di sebuah tanah lapang disana. Kami membuat api unggun kecil2an untuk merebus mie dan membakar ubi. Walau Cuma sedikit, karena tadi sudah makan malam di rumah Pak Min ya sudah cukup kenyang lah. Sambil menunggu rombongan yang berangkat kloter malam, kami duduk melingkar di dekat api unggun dan bercerita apa saja yang mau diceritakan. Ada yang curhat, Ada juga yang nyanyi-nyanyi nggak.

Oleh karena tidak ada sinyal disana, jadi komunikasi kami antara kloter siang dan kloter malam nggak bisa dilakukan. Menurut perjanjian sewaktu di kampus sih kami mau janjian di rumah Pak Min sekitar jam 9an malam. Tapi kami tunggu sampai jam sepuluh malam, mereka belum juga datang. Akhirnya pukul 22.30 wib kami putuskan untuk tidur terlebih dahulu karena besok jam 2 dini hari kami harus bangun dan melanjutkan pendakian kalo mau lihat sunrise. ^_^ Zzz..zzZ...

Entah..jam berapa aku terbangun karena mendengar suara berisik di dekat tempat aku tidur. Oh.,.ternyata temen2 kloter malam sudah datang. Setelah melihat jam ternyata sudah jam 12 malam. Setelah menyalami dan melihat kondisi mereka, aku berencana untuk melanjutkan tidur karena rencana awal, kita baru akan mendaki jam 2 pagi. Tapi, aku terus diganggu sehingga tidak bisa melanjutkan tidur. Sedikit merasa sebal, akhirnya aku bangun juga.

Jam satu aku keluar dari rumah Pak Min untuk melihat keadaan luar. Huh..masih dingin banget pengen tidur lagi tapi di dalam banyak temen yg jahil ganggu. Daripada nganggur, aku ambil beberapa botol yang kosong untuk aku isi dengan air. Lalu, aku pergi ke mata air dekat candi prumasan dan mengisi botol-botol tersebut. “Ah..sekalian aku wudhu dulu aja, biar nanti bisa sholat subuh di puncak”, pikirku.

Singkat cerita, jam 2 tepat kami berangkat menuju puncak. Sebelumnya kami briefing sejenak untuk mengatur posisi dan strategi (kaya maen PES aja ya.. :D). Dan diputuskan untuk pemandu utama yang berada di depan adalah si Bagus, para rombongan yang cewek berada di tengah dan aku disuruh sebagai juru kunci alias yang berada paling belakang, katanya sih biar nggak ada yang ketinggalan. Oke deh, aku terima. Setapak demi setapak kami lalui jalanan perkebunan teh di pagi hari yang dingin. Dengan senter sebagai sumber cahaya utama, kami menyusuri jalur pendakian ke puncak sana. Setelah melalui perkebunan teh, trek pendakian mulai menanjak ke atas. Dengan sudut yang hampir sembilan puluh derajat, trek ini sungguh menantang bagi mereka yg baru pertama kami mendaki. Beberapa kali rombongan minta untuk berhenti karena ada yang kelelahan. Ups..aku lupa kalo aku bawa ramuan ampuh para pendaki gunung. Aku keluarkan ramuan tersebut dan memberikannya pada mereka yang sudah merasa lemas dan kelelahan. Ramuan tersebut adalah Gula Jawa. Ya..memang gula jawa. Hah...lalu apa istimewanya? Mungkin ada pertanyaan seperti itu, tapi biar aku kasih tahu ya. Gula Jawa itu mengandung Glukosa yang tinggi, glukosa merupakan zat yg dapat berubah menjadi energi dengan cepat. Kalau kita sedang kelelahan karena beraktivitas yg berat setelah minum es teh manis pasti kita jadi segar lagi kan? Nah..itu rahasianya Rasa Manis yg mengandung glukosa. Terbukti ramuanku ampuh, setelah mengonsumsi ramuanku mereka menjadi kuat lagi apalagi ditambah dengan Motivasi humor yang selalu aku keluarkan sepanjang perjalanan.

Udah..singkat cerita pokoknya kita semua dapat ke puncak. Semua anggota rombongan segera mengeluarkan ponsel dan kamera mereka untuk berjeprat-jepret ria dengan pemandangan yang sangat indah di puncak. Oh..betapa besar kuasa Allah SWT yang telah menciptakan dunia dan seisinya. Indah sekali..Subhanallah. Semoga Bumi tetap indah dan lestari sampai hari kiamat nanti.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar