Social Icons

Pages

Kamis, 26 Desember 2013

Ekspedisi Puncak Ungaran Part 1

Halo, temen-temen..sudah lama nggak posting nih.
Apa kabar? Pasti kabar baikkan? Alhamdulillah.


Nah, kali ini aku mau share pengalaman naik gunung aja, Sebenernya aku nggak ikut mapala ato mahasiswa pecinta alam, hanya saja kemarin aku diajakin sama temen kuliah untuk naik gunung sebagai refreshing di liburan kuliah en gunung pertama yg pertama kali aku daki adalah...ya, Gunung Ungaran di Kabupaten Semarang.


Akses menuju ke Gunung Ungaran nggak terlalu sulit kok, pertama aku dan 3 temen kuliah ane berangkat dari kos di tembalang pukul 10.00 wib naik motor. Perjalanan naik motor dari tembalang ke base camp pertama di Gunung Ungaran biasanya sih Cuma 75 menit, tapi hari itu perjalanan sampai 90 menit karena ada perbaikan jalan di wilayah kota Ungaran sehingga lumayan macet.
Setibanya di Mawar yaitu nama base camp pertama Gunung Ungaran sekaligus jadi tempat parkir dan titipan motor para pendaki sudah pukul 11.30 wib, setelah istirahat sejenak, ngelurusin kaki sebab habis perjalanan naik motor dan sekaligus makan siang serta sholat dzuhur di Mawar, kita mulai pendakian.
 



Sebagai pendaki pemula, aku pertama kali mendaki agak kelelahan karena harus adaptasi dengan suasana di gunung dan jalan yang terus menanjak, berkali-kali aku minta rombongan beristirahat tapi setelah istirahat sebentar, aku selalu bersemangat ngelanjutin pendakian lagi.

Pendakian gunung ungaran lumayan seru, pemandangannya juga bagus. Pertama kita melewati bukit yang dipenuhi oleh ilalang, kemudian melalui hutan, selanjutnya ada kebun kopi dan terakhir melewati kebun teh yang luas banget..Nah, di kebun teh, kita eksis dulu menggunakan kamera yg sdh dibawa dari kos. Hehe




Setelah puas berfoto-foto ria, kita melanjutkan tuk berkunjung ke Gua Jepang. Letaknya ada diantara rerimbunan kebun teh yang luas. Berbekal sebuah senter, kami berempat masuk ke Gua. Ternyata Gua Jepang bukanlah gua alami, ini terlihat dari bentuk gua yang kotak. Gua Jepang tidak terlalu dalam, kita hanya perlu 10 menit untuk menyusurinya. Gua tersebut tembus di kedua sisinya sehingga kita bisa masuk dari 2 arah. Dahulu, Gua Jepang ini digunakan oleh tentara jepang sebagai markas dan gudang senjata, letaknya memang terpencil sehingga pas jika digunakan sebagai tempat persembunyian.



Setelah menikmati Gua Jepang, kami lanjut ke Candi Prumasan. Disana ada sebuah patung dan tempat pertapaan yang dikeramatkan oleh masyarakat sekitar. Di Candi Prumasan kami sebentar saja, soalnya hari sudah mulai gelap.
Kami segera menuju ke base camp selanjutnya di dukuh Prumasan. Disana terdapat beberapa rumah penduduk setempat yang belum teraliri listrik. Tapi, masyarakat disana kok mempunyai beberapa peralatan elektronik ya? Oh..Ternyata mereka menggunakan sebuah Genset untuk mengalirkan listrik ke seluruh penduduk di dukuh prumasan tersebut.


Kami istirahat di salah satu rumah penduduk, namanya Pak Min. Memang rata-rata rumah disana itu memodifikasi sedikit bagian rumahnya agar bisa digunakan tempat beristirahat bagi para pendaki. Di rumah Pak Min juga kita berempat makan malam. Suasana yang dingin membuat kita harus makan yang banyak untuk menyimpan cadangan lemak yang banyak. Walau dengan lauk yang sederhana, kami dengan lahap menyantap makanan dari masakan istri Pak Min. Pukul 22.30 wib kami mulai tidur karena pukul 01.30 wib besok kita harus bangun untuk mulai mendaki.
 

Pukul 01.30 wib, alarm hp kami berbunyi. Kami segera bangun dan persiapan untuk mulai mendaki ke “PUNCAK”. Setelah membawa bekal beberapa botol air, kami mulai berangkat. Ternyata di tengah jalan, kami bertemu rombongan dari POLINES juga. Setelah berkenalan, ternyata mereka adalah rombongan dari BEM POLINES. Akhirnya, pukul 02.15 wib kami berangkat ke puncak bersama-sama.
 

Perjalanan dari prumasan ke puncak ternyata lebih berat daripada dari mawar ke prumasan. Jalannya terjal dan menanjak ditambah dinginnya udara pagi di gunung. Dari kejauhan puncak sudah terlihat, kami terus menatap ke atas dan terus berjalan naik. “Puncak...Puncak...Puncak...”, begitulah yel-yel kami yang membuat kami terus semangat walau badan sudah lelah dan letih. Ada juga anggota rombongan yang berteriak, “Ayo kurang 5 menit sudah puncak..semangat !”. Walau kami tahu bahwa puncak masih jauh, tapi ucapan-ucapan tersebutlah yang membuat kami kuat. Akhirnya pukul 04.30 wib kami tiba di puncak ungaran. Di puncak ternyata sudah ada puluhan orang dari berbagai rombongan yang telah menunggu datangnya cahaya sang fajar, ada yang dari Mapala, pramuka atau orang yang hanya sekedar hobi naik gunung.
Namun, sayang kabut tebal masih menyelimuti puncak, padahal kami berharap dapat melihat keindahan sunrise dari puncak. Waktu terus bergulir, kabut tebal perlahan-lahan mulai menghilang dan pukul 05.15 wib cahaya kuning keemasan mulai terlihat di ufuk timur.



Hangatnya mentari pagi mulai menyinari kami, tetapi lagi-lagi kabut datang untuk menghalangi sunrise sehingga pagi itu Sunrise tidak dapat terlihat dengan sempurna. Raut muka kekecewaan terlihat di wajah kami dan para pendaki yang lain. Keinginan untuk melihat indahnya sunrise di pagi itu belum dapat terwujud. Namun, 1 hal yang menjadi catatan pribadiku adalah bahwa di pagi hari itu aku berhasil mencapai PUNCAK GUNUNG UNGARAN.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar